UPAYA MENJAGA KESUBURAN TANAH AGAR HASIL OPTIMAL
3902
09 Agustus 2018
Beberapa alternative yang dapat ditemukan dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan pertanian adalah dengan sistem akrab lingkungan. Menurut Fukoka 1994 dalam Suwena 2002 adalah dengan penggunaan bahan biofertilizer (pupuk hayati) dan pemanfaatan bahan organik.
Dalam usaha intensifikasi, dewasa ini sudah banyak yang dilakukan, baik cara pengolahan tanah, pemilihan benih unggul, pengaturan jarak tanam, penggunaan pupuk majemuk NPK, pengairan, penggunaan pestisida dengan bijaksana dan lain sebagainya, intinya adalah bagaimana upaya agar dapat meningkatkan produksi pertaniannya supaya lebih optimal
Dalam menjaga kesuburan tanah di lingkup petani kita telah dikenal dengan tiga cara antara :
1. Dengan cara fisik dengan mengolah tanah (mencangkul, membajak)
2. Dengan cara kimiawi dengan menggunakan pupuk (Urea, NPK dst)
3. Dengan cara biologis dengan menambahkan mikroorganisme (pupuk hayati)
Dari ketiga cara tersebut cara biologis masih belum banyak petani melakukannya. Petani masih berkutat pada cara fisik dan kimiawi yaitu dengan mencangkul dan memupuk (pupuk an organic), padahal bila cara biologis di sertakan maka petani akan mendapatkan manfaat yang lebih, baik dalam menjaga kesuburan lahan dan baik pula dalam upaya meningkatkan hasil panen, karena tanaman akan lebih optimal dalam proses pertumbuhannya. Tanah terjaga suplai unsur haranya dan upaya penambahan unsur mikroba ke dalam tanah atau penggunaan pupuk hayati ini harus terus di sosialisasikan kepada petani agar penurunan kesuburan tanah yang selama ini berlangsung tidak terus berlanjut dan bisa ditekan, karena tanah bisa juga kurus, tanah juga bisa sakit karena di exploitasi terus-menerus sehingga faktor biologisnya tanah terus berkurang.
Pupuk hayati (biofertilizer), dengan kandungan mikroorganisme memiliki peranan posistif bagi tanaman. Pupuk hayati yang telah beredar di pasaran salah satunya adalah KAYABIO yang di produksi oleh PT Petrokimia Kayaku. Pupuk hayati di fungsikan meningkatkan jumlah mikroba yang menguntungkan dalam tanah sehingga menjamin ketersediaan untur hara, khususnya hara N dan P, sedang pupuk kimia berfungsi menutup kekurangan dari penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati tersebut (Nahdolin 2010) dan menurut (Goenadi 2010) penggunaan pupuk hayati mampu menghemat biaya pupuk kimia sekitar 15 – 46 % tergantung jenis tanaman yang diusahakan. Keuntungan yang masih kurang difahami kebanyakan petani dengan menggunakan pupuk hayati adalah berkurangnya pencemaran lingkungan dan dampak lebih lanjut adalah kondisi kelelahan (fatigue) pada tanah.
Kandungan pupuk hayati KAYABIO adalah mikroorganisme diantaranya Paenibacillus polymyxa dan Pantoea sp kelompok mikroba yang berfungsi sebagai penambat Nitrogen dari udara, Aspergillus niger dan Penicillium oxallium adalah mikroba yang mampu melarutkan fospat dari tidak tersdia menjadi tersedia bagi tanaman, Steptomyces sp sebagai perombak bahan organik (decomposer), Streptomyces pseudogriseolus sebagai penghasil antibiotic dan anti jamur. KAYABIO juga dilengkapi dengan zat pemacu tumbuh ZPT ekternal yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada akhirnya akan meningkatkan produksi.
Dengan menggunakan pupuk hayati secara berkesinambungan maka kondisi lahan terjaga kesuburannya, meningkatnya kandungan bahan organik tanah yang lebih baik. Dengan kata kunci : Pupuk hayati KAYABIO, pengelolaan pupuk terpadu, produktifitas berkelanjutan. “Karena Bumi Kita Bukan Warisan Nenek Moyang, Tetapi Titipan Anak Cucu Kita" Salam Memuliakan Petani Indonesia
(BJ)
Daftar Pustaka :
Goenadi,D.H 2004. Teknologi Konsumsi Pupuk Yang Minimal. LRPI. Harian Kompas 5 mei 2014
Nahdodin, hadisputro s, Ismail I dan Rusmanto J. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan Pupuk untuk Mempertahankan produktifitas Tebu dan produksi Gula Nasional P3GI (www.p3ginet)
Suwena, M 2002. Peningkatan Produktifitas Lahan Dalam Sisitem Pertanian Akrab Lingkungan. http://rudyct.com/pps702-ipb/0512/madesuwena. 8 Januari 2011
